Agung Saputra: Krisis Polusi di Indonesia, 48 Juta Ton Sampah Makanan (170 kg pro Kapita) und Aplikasi -Marktüberschuss - E432
"Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Terus Meningkat. Sampah Makanan Juga Akan Semakin Tinggi. Kelaparan, Lalu Kelaparan Akan Menimbulkan Kemiskinan, Dan Kemiskinan Akan Menimbulkan Kriminalitas. " - Acht Saputra
"Indonesien Adalah Salah Satu Negara Terpadat di Asia. Di Sini Ada Stigma Bahwa Menghabiskan Makanan di Pinging Kita Diandak Sopan Lain Tidak Menganggap Mereka Sangat Lapar. Dan Itu Bisa Mencegah Anda Berkontribusi Terhadap Limbah Makanan di Negara Ini. " - Acht Saputra
"Polusi udara meningkat secara signifikan beberapa bulan yang lalu. Kami menyadari masalah ini, tetapi saat itu sudah terlambat. Udara dipenuhi dengan asap pekat, sehingga sulit untuk bernapas dan menyebabkan masalah kesehatan bagi banyak orang. Pemerintah panik dan Mengeluarkan Peraturan Kecil Yang Menghimbau Masyarakat Jakarta Unuk Menggunakan Transportasi Umum. SEVINGGA DIPERLUKAN TINDAKAN PEMERINTAH YANG LEBIH KOMPREIENFIF UNFUK MENGURANGI ATAU MERELOKASI AKTIVITAS PERTAMBANGAN DARI PULAU JAWA. " - Acht Saputra
Agung Saputra , CEO & Pendiri -Überschuss Indonesien , Dan Jeremy Au Membahas Tiga Tema Utama:
1. Krisis polusi di Indonesien: agung mernyatakan bahwa indonesia adalah sai Dia Menyoroti Kurangnya Peraturan Dan Kesadaran Masyarakat Sebagai Hambatan Utama Dalam Pengelolaan Sampah Yang Efektif Untuk Mengatasi Tantangan Lingkungan yang parah di negara ini. Ketergantungan Indonesien Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Yang „Berdetak“ (Bukan Insilerasi Atau Daur ulang) Menimbulkan Bahaya Keaman Yang Signifikan, Misalny Ledakan TPA Di -Bandung Yang Mengakibatkan Jatuhnya Korban Jiwa. DeForestasi Unuk Pembangunan Perkotaan Telah MenyeBabkan Hilangnya Keanekaragaman Hayati Yang signifikan, Misalnya ibu Kota Baru Nusantara di Kalimantan. Beliau Menggarisbawahi Perlunya Tindakan Pemerintah Yang Kompauer Dan Keterlibatan Masyarakat Unuk Meningkatkan Praktik-Praktik Lingkungan.
2. 48 Juta ton Sampah Makanan: Agung Membahas Masalah Sampah Makanan Yang Meningkat Pesat, Didorong Oleh Jumlah Penduduk Yang Besar, Meningkatnya Kemakmuran Dan Sikap Budaya (Misalnya, Meliihathir -SobaN -Sobag, Melihir -Pirdan -Kosong -Kosong. Penelitian Harvard Menunjukkan Bahwa 20 Juta Orang (8%) di Indonesia Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Gizi mereka setiap Tahun, Dan Stunting Mempengaruhi sepertiga anak di bawah lima tahun. Namun, 48 Juta Ton Makanan Senilai $ 39 Miliar USD (~ 5% Dari Pdb Indonesia) Hilang Setiap Tahunnya, Yang Setara Dengan 170 kg Sampah Makanan Per Orang. Mengalihkan makanan yang masih layak makan ke bank makanan tidak hanya akan membantu orang-orang yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi kronis, tetapi juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari makanan yang berakhir di TPA. IA Memperingatkan Bahwa Sampah Makanan Akan Terus Meningkat Seiring Dengan Bertambahnya Jumlah Penduduk Indonesia Yang Semakin Besar Dan Kaya, Kecuali Jika Ada intersiesi yang efektif.
3.. Plattform Ini Bekerja Mirip Dengan Foodpanda, Memungkinkan Pengguna Unuk Menemukan Dan Membeli Makanan Berlebih Dari Bisnis Lokal Melalui Aplikasi. Überschüssiger Indonesien Telah Berkembang Secara signifikan, Melaporkan Peningkatan Pendapatan Tiga Kali Lipat Pada Tahun 2023, Yang Mengindikaikan Meningkatnya Permintaan Akan Praktik-Praktik Berkelanjutan. IA Juga membahas Pendekatan Perusahaan Unuk Memastikan Keamanan Dan Kualitas Makanan, Termasuk Kebijakan dua Kali Teguran Unituk Anbieter Yang Gagal Memenuhi Standar. IA Menyoroti Bahwa Konsumen Utama Perusahaan Adalah Masyarakat Indonesia Yang Lebih Muda, Yang Lebih Sadar Akan Lingkungan Dan Bernia Mendukung Bisnis Yang Berkelanjutan. IA Menjelaskan Bahwa Pergeseran Demografis Ini Tercermin Dari Meningkatnya Jumlah Perusahaan Rintisan Yang Berkelanjutan di Indonesia, Dari Hanya Beberapa di Tahun 2019 Menjadi Hampir Seratus di Tahun 2024.
Jeremy Dan Aagung Juga Membahas Tentang Pengelolaan Berbagai Jenis Limbah Dan Aliran Daur Ulang, Pertumbuhan Sektor Yang Digerakkan oleh Keberlanjutan, Serta Meningkatnya Keterlibatan generassi muda indonesia dalam isu-isu lingkunan.
Didukung oleh heymax!
Tahukah anda Bahwa Anda Bisa Mendapatkan Perjalanan Kelas bisnis gratis Ke Jepang Setiap Tahun Dengan Heymax.ai? Heymax Adalah Aplikasi Hadiah di Mana 500 Merek Seperti Apple, Shopee, Amazon, Agoda, Mitglied der Dan Bahkan -Bank und A unda Penghargaan Atas Kesetiaan Anda Dengan Berkontribusi Terhadap Liburan Impian unda. Melalui Aplikasi Heymax, setiap transaksi yang anda lakukan akan Mitglied und MAX Miles, Yang Dapat Anda Tukarkan Dengan Perjalan Gratis di lebih Dari 25+ Mitra Maskapai Penerbangan Dan Hotel. Daftar di heymax.ai sekarang unituk mendapatkan 1.000 max Meilen - Ubah Transaksi Harian Anda Menjadi Liburan Impian!
Bisnis Anda juga dapat memanfaatkan mata uang loyalitas yang sangat hemat biaya dan diinginkan yang disebut Max Miles yang tidak memiliki masa berlaku, tanpa biaya, dan dapat ditransfer secara instan 1 banding 1 ke 24 maskapai penerbangan dan hotel untuk mendapatkan Pelanggan Baru Dan Mendorong Penjualan Berulang Tanpa Perlu Integrasi. Hubungi joe@heymax.ai Dan Sebutkan Brave Unuk Meningkatkan Permainan Belohnung Anda Dan Mengurangi Biaya.
(01:59) Jeremy Au:
Hai, agung, senang sekali anda bisa hadir di acara ini. Anda Berada di Sini Unuk Berbicara Tentang Keberlanjutan, Tapi Yang Lebih Penting Lagi, Dalam Konteks Indonesia. Jadi Bisakah Anda Berbagi Sedikit Tentang Diri Anda?
(02:09) AGung Saputra:
Hai Jeremy. Terima Kasih Telah Menerima Saya. Jadi Saya Agung Saputra, CEO Dan Pendiri überschüssiges Indonesien. Saya Berasal Dari Latar Belakang Lingkungan. Saya DIBESARKAN di Daerah Terpencil di Papua, Jadi Saya Mengalami Kesenjangan Pendidikan Yang Sangat Besar Dan Kelangkaan Makanan Pada Saat Itu. Jadi Ketika Saya Pindah Ke Ibu Kota Indonesien, Jakarta, Dan Kemudian Saya Melihat Banyak Sekali Makanan Berlebih Yang Masih Bagus, Masih Bisa Dimakan Dan Tidak Tersentuh, DiBuang Begitu Saja K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K KE JAJA KEIMPAT Sampa. Jadi Saya Ingin Sekali Belajar Tentang Lingkungan di Bangku Kuliah Dan Programm Master Saya. Oleh Karena itu, setelah saya lulus s2, saya membuat überschüsse indonesien unuk mencegah agar makanan yang berlebih tidak dibuang atau berakhir di tempat pembuangan sampah, tapi bisa dikonsisumsi dengan harga setga ale
(02:55) Jeremy Au:
Jadi Mengapa Anda Memutuskan Unuk Bekerja di Bidang Keberlanjutan? Apakah Ini Merupakan Masalah Besar di Indonesien?
(02:59) AGung Saputra:
Ya, setelah saya melanjutkan studi S2 saya di Imperial College London, Inggris, saya sempat dilema apakah saya harus tetap bekerja sebagai konsultan lingkungan di Inggris, atau kembali ke Indonesia dan mendirikan Surplus Indonesia, tapi yang menjadi pendorong utama saya untuk membangun Überschuss Indonesien Adalah Karena Indonesien Adalah Negara Penghasil Sampah Makanan Terbesar Kedua di Dunia. Dan Hal itu terus krank-sebut ketika saya Mengambil Meister. Jadi Hal ini Terus Mengganggu Saya Karena Indonesien Memiliki Tim Sampah Makanan Terbesar Kedua di Dunia. Saya ditanya oleh guru saya bagaimana indonesia bisa Menjadi Juara Dalam Segala Hal.
Itulah yang membuat saya Ingin Berkontribusi Unuk Indonesien. Jadi Saya Kembali Pada Tahun 2019 Dan Mencoba Mengumpulkan Anak-Anak Muda Yang Memiliki Visi Yang Sama Unuk Memerangi Sampah Makanan di Indonesien Dan Kemudian Menciptakan überschüssiges Indonesien Selama Pandemi.
(03:45) Jeremy Au:
Bisakah Anda Berbagi Lebih Banyak Tentang Apa Saja Masalah Yang Dihadapi Indonesia Dalam Hal Keberlanjutan?
(03:50) AGung Saputra:
Ya, Ada Banyak Sekali. Jadi Setiap Limbah, Anda Bisa MenyeButkannya. Kita Setidaknya Menjadi Tiga Besar di Dunia Sebagai Pencemar Terbesar, Pencemar Lautan, Sampah Makanan Dan Kehilangan Makanan Atau Sampah Elektronik Terbesar di Dunia. Mengapa? Karena, Pertama-Tama, Kita Tidak Memiliki Peraturan Khusus Unuk Mengelola Sampah Atau Mencegah Sampah. Dan Yang Kedua, Kesadaran Unuk Memerangi Sampah Dalam Ekonomi Sirkular Belum Begitu Matang Dibandingkan Dengan Negara Lain. Jadi Itulah Mengapa Kita Memiliki Pekerjaan Rumah Yang Harus Dilakukan.
(04:16) Jeremy Au:
Ya. Jadi, Mengapa Indonesien Memiliki Masalah Sampah Makanan? Maksud Saya, Indonesien Bukan Negara Dengan Ekonomi Terbesar Nomor Dua, Bukan? Mengapa Ada Banyak Sampah Makanan?
(04:23) AGung Saputra:
Karena Indonesien Adalah Salah Satu Negara Terpadat Di Asia. Dan Kita Memiliki Stigma di Sini Bahwa Jika Kita Menghabiskan Makanan di Pinga Kita, Itu Diandak Tidak Sopan. Ini Adalah Kesalahpahaman Budaya. Jadi Itulah Sebabnya, Orang-orang di Indonesia, Jika Mereka Pergi Ke Kaufhaus Atau Pergi Ke Restoran, Mereka Tidak Boleh Menghabiskan Makanan Mereka. Jadi, Hal ini Menjadi Sopan, Agar Orang Lain Menganggap Mereka Tidak Terlalu Lapar. Maka dari itu, surplus hadir untuk mengedukasi pasar bahwa, jika Anda memesan sesuatu, Anda harus menghabiskannya karena itulah cara untuk menghargai makanan Anda dan untuk menghargai para petani serta mencegah penurunan peringkat Indonesia sebagai negara penyumbang Sampah Makanan Terbanyak di Dunia.
(05:02) Jeremy Au:
Lalu apa masalah lain yang dihadapi indonesia dalam hal Keberlanjutan?
(05:06) AGung Saputra:
Salah satu masalah utama adalah degradasi keanekaragaman hayati, karena seperti yang Anda tahu, kita memiliki begitu banyak hutan hujan tropis, tetapi kita sedang menciptakan kota baru, ibu kota baru di Kalimantan. Saya Rasa Anda Mungkin Pernah Mendengarnya. Dan Itulah Mengapa Hutan Hujan Tropis Kita Semakin Berkurang Luasnya Dan Hal ini Menciptakan Degrazi Keanekaragaman Hayati Dan Hal Ini Memiliki Efek Domino terhadap Tantangan-Tantangan Lain Bagi Ekonomi Sirkular Dio Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia.
(05:32) Jeremy Au:
Saya Rasa Ada Banyak Tantangan Lain Juga, Bukan? Ada Polusi Air Dan Udara Juga. Itulah yang dikatakan oleh banyak teman saya di asia. Bisakah Anda Berbagi Lebih Banyak Tentang Hal itu Juga?
(05:40) AGung Saputra:
Ya, Polusi Udara Meningkat. Ini Seperti Beberapa Bulan Yang Lalu. Kami Sadar, Tapi Sudah Terlambat Bagi Kami Ketika Ada ASAP YANG SANGAT BESAR DAN KEMUDIAN KAMI TIDAK BISA BERNAPAS DAN ITU Menciptakan Penyakit Bagi Semua Orang. Dan Kemudian Pemerintah Panik Pada Saat itu. Jadi mereka membuat peraturan Kecil Unuk Orang-orang di Ibukota Jakarta Unuk Menggunakan Transportasi Umum, Tapi itu sudah terlambat karena itu tidak Menyelesaikan Masalah. Jadi Masalahnya Masih Ada Sampai Sekarang. Kami Mendapat Polusi Udara Yang Buruk Karena Kegiatan Pertambangan Juga Yang Mengelingi Pulau Jawa. Oleh Karena Itu, Perlu Tindakan Yang Lebih Kompauer Dari Pemerintah Unuk Menghapus Atau Memindahkan Kegiatan Pertambangan Agar Tidak Dekat Dengan Pulau Jawa.
(06:20) Jeremy Au:
Jadi Menurut Saya Ada Banyak Tantangan Yang Berbeda Yang Dihadapi Indonesia Dalam Hal Keberlanjutan. Mengapa para pendiri tertarik Unuk Membangun Keberlanjutan Unituk Indonesien? Karena Maksud Saya, Ada bisnis lain yang Bisa DiBangun, Bukan? Seperti Pendidikan Atau Teknologi Atau Manufaktur. Saya Tahu Anda Bergaul Dengan Banyak Orang Yang Berkecimpung di Bidang Keberlanjutan. Jadi apa motivasi anda Unuk melakukan halm terebut?
(Agung Saputra:
Ya. Dari Sudut Pandang Saya, Sebelum Saya Memulai Überschuss, Hanya Ada Tiga Atau Empat Startup Teknologi Iklim. Jadi Ini Sangat Nische. Tidak Ada Yang Mau Membangun Startup Karena Tidak Ada Regulasi Dan Marktgröße-nya Tidak Sebesar E-Commerce Dan Marktplatz Lainnya, Tapi lebih ke Bewusstsein Untuk Zivilwirtschaft Yang Sedang Tumbuh, Misalnya. Dan sekarang saat ini, ada begitu banyak bisnis seperti, mereka menciptakan seperti vegan, restoran atau mereka menciptakan gaya hidup sehat karena, setelah pandemi, orang-orang menganggap bahwa kesehatan dan krisis iklim sangat memprihatinkan. Jadi, Beberapa Pengusaha Berpikir Bahwa Ekonomi Sirkular Adalah Samudra Biru Bagi Mereka Karena Memiliki Lebih Sedikit Pesaing Dibandingkan Dengan Samudra Merah, E-Commerce, Keuangan, Dan Fintech. Dan Yang Kedua, Mereka Memiliki Semangat Karena Mereka Mengalami Atau Pernah Mengalami Masalah Seperti Mungkin Mereka Muak Dengan Polusi Udara. Jadi itulah Mengapa mereka memulai pencegahan polusi udara unituk startup mereka.
(07:32) Jeremy Au:
Ceritakan Lebih Lanjut Tentang Überschuss, Perusahaan Yang Anda Bangun Unuk Mengatasi Sampah Makanan.
(07:35) AGung Saputra:
Jadi, Tadi Saya Sudah Bilang Kalau Sampah Makanan di Indonesia Itu Sangat-Sangat Buruk. Dari Latar Belakang Saya Sebagai Seorang Ilmuwan. Jadi saya mencoba membuat sebuah model bisnis untuk mencegah kelebihan stok dan produk yang tidak sempurna dengan menghubungkan bisnis makanan lokal, seperti hotel, restoran, atau kedai kopi untuk menjual produk mereka yang berlebih dan tidak sempurna pada saat window Zeit Kepada Pelanggan Dengan Harga Yang Murah. Ini Seperti Penjualan Kilat Unuk Setiap produk yang hampir kedaluwarsa unnituk Bisnis. Hal ini dapat Menciptakan Solusi Yang Saling Menguntungkan Bagi Pemilik Bisnis F & B. Dan Pelanggan Unuk Mendapatkan Keuntungan Dan Setidaknya Meningkatkan Kesadaran Mereka Unuk Memerangi Pemborosan Makanan.
(08:09) Jeremy Au:
Berapa Pendapatan Atau Daya Tarik Anda Sejak Saat Itu? Berapa Banyak Yang Telah Anda Prose?
(08:14) AGung Saputra:
Ya. Sejujurnya, Kami Tidak Berkembang Pesat Seperti Startup Lainnya Karena Ada Begitu Banyak Tantangan Yang Rumit di Indonesien. Kami Masih Menunggu Impulsnya, Tapi Saya Bisa Bilang Dalam Lima Tahun Ke Depan, Pasarnya Masih Berkembang Karena Dalam Empat Tahun Terakhir, überschüssige Indonesien -Mengalami Pertumhan Tiga Sampai Lima kali kali kali kali kali kali kali kali lipat ipat ipat ipat ipat ipat dari sili Lalu, Kami Mengalami Pertumbuhan Tiga Kali Lipat Dari Sisi Revenue. Jadi Ini Menunjukkan Bahwa Pasarnya Meningkat Dan Awareness-nya Juga Meningkat.
(08:45) Jeremy Au:
Bagaimana Cara Kerja Überschuss? Bagaimana cara kerja überschüssiger unituk memindahkan makanan ekstra dari satu tempat ke tempat lain?
(08:51) AGung Saputra:
Pada Dasarnya überschüssiges Adalah, Misalnya, Foodpanda Unuk Overstock Atau Seperti Makanan Enak Unuk Overstock. Jadi Pelanggan Tinggal Mengunduh Aplikasya Dan Kemudian Mereka akan Mendapatkan Notifikasi Mengenai Makanan Yang Berlebih di Sekitar Mereka. Mereka akan membuka aplikasi terebut dan mereka dapat memilih makanan überschüssiges favorit mereka. Mereka dapat melihat banyak informasi seperti berapa banyak barang yang tersisa, Harga Diskon, Dan Waktu Pengambilan Juga. Setelah itu, mereka bisa memilih metode pengambilannya, apakah mereka bisa mengambilnya sendiri di toko attau mengunakan jasa pengirim karena kami juga sudah terininsingrasi degosend dan Waktu Yang Telah Ditentukan. Prosenya Kurang Dari Satu Menit Dan Nyaman. Jadi Orang bisa Mendapatkan Barang Dengan Potenongh Harga 50% Dan Secara Tidak Langsung Mereka Bisa Berkontribusi Unuk Mencegah Kehilangan Makanan Dan Pemborosan Makanan.
(09:34) Jeremy Au:
Apa Saja Tantangan Yang Dihadapi Dalam Menyiapkannya? Apakah Kualitas Makanan Atau Kebersihan Makanan Akan Menjadi Masalah Besar?
(09:40) AGung Saputra:
Ya. Itu salah satu pertanyaan yang muncul saat Kami Menjalankan Operasi. Jadi Sebagai Marketplace, Kami Tidak Bertangung Jawab Atashan Atau Keamanan Makanan, Karena Yang Bertangung Jawab Adalah Pihak Kaufmann, Tapi Kami memiliki peraturan yang harus dan tidak bolehakukkan atau artausiasiesii. Jika Kaufmann Ingin Bergabung Denngan Kami, Mereka Akan Menandatangani Perjanjian Terlebih Dahulu Bahwa Makanan Yang Mereka Unggah Masih bisa Dimakan Dan Tidak Rusak. Jika Ada Koplain, Kami Akan Membekukan Akun Mereka Terlebih Dahulu Dan Kemudian Kami Akan Mengedukasi Mereka. Namun Jika Mereka Terus Melakukan Kesalahan Dan Menerima Dua Kali Koplain, Kami Akan Membekukan Akun Mereka Selamanya. Jadi Begitulah Cara Kami Mengelola Kualitas Layanan Kami. Dalam Empat Tahun Terakhir, Kami Tidak Menerima Keluhan Tentang Kualitas Atau Keamanan Makanan Atau Semacamnya.
(10:25) Jeremy Au :
Menurut anda, Apakah Sampah Makanan Akan Menjadi Lebih Baik Atau Lebih Buruk di Indonesien? Jika Indonesia Tumbuh 5% Dari Tahun Ke Tahun, Jumlah Makanan Yang Dikaonsi Mungkin Akan Naik Lebih Dari 5%, Bukan? Maksud Saya, Bisa Jadi Naik 6 Atau 7 Atau 8%. Jadi Menurut Anda, Apakah Sampah Makanan Akan Menjadi Lebih Buruk Atau Akan Menjadi Lebih Baik?
(10:39) AGung Saputra:
Saya Ingin Mengingatkan Anda, Tingkat Populasi Kita Yang Terus Bertambah Saat Ini. Sampah Makanan Juga Akan Menjadi Lebih Tinggi Atau Lebih Besar. Jika kita tidak bisa berhenti menghasilkan sampah makanan, maka akan terjadi kelangkaan makanan dan kelangkaan makanan akan menimbulkan kelaparan, lalu kelaparan akan menimbulkan kemiskinan dan kemiskinan akan menimbulkan kriminalitas. Kita Akan Mengalami, Mungkin Suatu Hari Nanti, Kelangkaan Pangan Atau Kerawanan Pangan.
(11:05) Jeremy Au:
Menurut anda, Apakah Anak Muda Indonesia Sekarang Lebih Menyukai Keberlanjutan Atau Mereka Lebih Suka Mencari Uang Unuk Keluarga mereka, Dan Sebagainya? Karena Baru-Baru Ini Kami Membuat Sebuah Laporan. Salah Satu Temuannya Adalah Bahwa Orang Barat Lebih Menyukai Keberlanjutan, Sedangkan Orang Asia Tenggara Lebih Menyukai Mengurus Dan Menafkahi Keluarga. Bagaimana Menurut anda?
(11:24) AGung Saputra:
Ya, Menurut Saya, Saya Tidak Sepenuhya Setuju Karena Setelah Menjalankan Überschuss SelaMama Empat Tahun Terakhir, Jauh Lebih Mudah Unuk Mendapatkan Pelanggan Dari Kalangan Anak Muda Atau Gen Z. Mengapatkan? Kesadaran mereka lebih baik dibandingkan dengan generasi milenial atau mungkin generasi sebelumnya karena mereka sudah terekspos Dari YouTube ATAU Media SOSIAL, di AWAL-AWAL. Jadi Mereka Tahu Tentang Dorongan Unuk Mencegah Krisis Iklim Dan Semacamnya. Jika Anda Pernah Mendengar Tentang Greta Thunberg, Dia adalah Anak Muda Yang Memiliki Kesadaran Terbesar Unuk Melawan Krisis Iklim Dibandingkan Dengan Orang Tua Kita Atau Dibandingkan Dengan-Teman Kita Dan Semannya.
Itulah Mengapa Salah Satu Pasar Terbesar, Adalah Pembeli Terbesar Kami. Persona yang überschüsse adalah anak muda atau Gen Z karena cara mereka ingin membeli seesuatu atau cara mereka ingin memilih layanan, mereka akan mempertimbangkan apaka merek terebut telah berkontribusicontribusimsiusitaktaktapapapa Jika Tidak, Mereka Tidak Akan Memilihnya. Mereka lebih memilih unkoch memilih yang mungkin harganya lebih mahal, tapi setidaknya, mereka bisa Berkontribusi Secara Tidak Langsung Terhadap Merek Terebut.
(12:26) Jeremy Au:
Bisakah unda Berbagi Sedikit Lebih Banyak Tentang Apa Rencana Ekspansi Atau Rencana Produk anda di Masa Depan?
(12:32) AGung Saputra:
Ya, Kami Telah Dikenal Sebagai Pasar Online Unuk Produk Yang Kelebihan Stok Dan Tidak Sempurna. Tahun Ini Kami Baru Saja Meluncurkan Produk Baru Kami. Ini Adalah Toko Offline. Ini Adalah Toko Offline Mini di Salah Satu Daerah Padat di Jakarta Selatan, di Senopati, Jakarta. Kami memiliki dua produk unuk überschüssiger Supermarkt. Surplus Supermarket adalah label putih untuk produk supermarket dari FMCG yang tidak dapat mereka unggah ke aplikasi kami, tetapi mereka hanya mengirimkannya kepada kami dan kemudian kami membuka gerai seperti toko pop-up untuk menjualnya kepada konsumen.
Dan Produk Kedua Adalah Saftbarer Dari -Überschuss Indonesien. Juikbarer Adalah Smoothie Dan Juice Bar Yang Terbuat Dari Buah-Buahan Yang Tidak Sempurna. Jadi Buah-Buahan Yang Tidak Sempurna Yang Kami Kumpulkan Dari Supermarkt Dan Pemasok Yang Ditolak, Kami Daur Ulang Menjadi Smoothie Dan Kemudian Kami Jual Ke Konsumen Akhir Juga. Jadi Ya, Itulah Produk Kami Saat Ini. Kami Baru Saja Menjalankan Satu Lagi Dan Ternyata Lintasannya Sangat Bagus Dan Orang-Orang Menyukai Smoothie Dari Makanan Yang Tidak Sempurna. Jadi Mereka Menyukai Ceritanya Dan Juga Menyukai Dampaknya.
(13:32) Jeremy Au:
Dan Itu Sangat Keren. Dan Menurut Saya, Yang Menarik Adalah Ada Banyak Sampah di Mana-Mana, Kan? Jadi Itu Adalah Sampah Makanan, Tentu Saja. Ada Juga Banyak Sampah, Dan Juga Daur Ulang. Bagaimana Perasaan Anda Tentang Semua Itu Juga?
(13:42) Agerung Saputra:
Saya Belajar Pengelolaan Sampah Saat Kuliah S2. Di Indonesien, Mereka Lebih Fokus pada pengelolaan sampah, Tidak Fokus pada pencegahannya karena dalam praktik terbaik ekonomi Sirkular. Bayangkan Saja Seperti Piramida, Tapi Yang Ini Seebaliknya. Jadi Yang Harus Kita Fokuskan Adalah Pencegahan.
(13:58) Acht Saputra:
Misalnya, Jika Anda Memiliki Makanan Sisa Atau Mungkin Berlebih, Sebelum Anda Membuangnya, Setidaknya Anda Harus Menghabiskan Apa Yang Anda Pesan. Dan Jika Anda Bisa Menghabiskannya, Baru Lanjutkan Ke Langkah Kedua. Jadi, Anda Bisa Menyumbangkan Makanan Yang Masih Bisa Dimakan Dan Belum Tersentuh Kepada Orang lain lain, Tapi Jika unda Tidak Bisa Menyumbangkannya Kepada Orang Lain und A -Bisa -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makan -Makann -A -Jika -JI. Menghabiskannya. Tetapi Jika Anda Tidak Dapat Melakukan Langkah Ketiga, Anda Dapat Melakukan Pengomposan. Jika Anda Tidak Bisa Membuat Kompos Dari Sisa Makanan, Anda Bisa Membuangnya Ke TPA. Itulah Cara Yang Benar Unuk Pengelolaan Sampa. Tapi di Indonesia, Mereka Lebih Fokus Pada, Jika Mereka Memiliki Makanan Yang Masih Bisa Dimakan Dan Tidak Tersentuh. Mereka Langsung Membuangnya Ke TPA, Jadi Mereka Melewatkan Begitu Banyak Langka Unuk Pengelolaan Sampah. Mungkin Edukasi Yang Kurang Bagi Masyarakat Unuk Memahami Atau Mengerti Langkah-Langkah Pengelolaan Sampah Dalam Ekonomi Sirkular.
(14:46) Jeremy Au:
Jadi, Seberapa Burukkah Sistem Pengelolaan Sampah di Indonesia Saat Ini? Bagaimana Cara Kerjanya?
(14:51) Acht Saputra:
Ya, Sejauh Yang Saya Tahu, Insidener Bukanlah Cara Utama Unuk Mengubah Sampah Menjadi Energi di Indonesia Karena Peraturannya, Dan Yang Kedua, Pajak Dan Semacamnya. Jadi Praktik Terbaiknya Adalah TPA Konvensional. Ini Bukan Yang Modern, Tapi Konvensional. Mereka Hanya Membuangnya Ke TPA Dan Kemudian Menciptakan TPA Yang Sangat Besar. Ini adalah bom waktu yang terus Berdetak karena suatu saat tpa terebut tidak dapat Menerima Sampah Dan Kemudian bisa Menjadi Bencana Bagi Semua Orang yang Tinggal di dekatnya karen di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -di -dara MENYEBABKAN LEBIH DARI 12 Orang Atau 15 Orang Meninggal Pada Saat Itu Karena Penuhya Sampah di tpa terebut karena tpa terebut seperti bahan peledak Dari Gaetana
(15:37) Jeremy Au:
Wow, Kedengarannya Mengerikan Untuk Didengar. Saya Turut Berduka Cita. TAPI Seperti, Jadi Anda Mengatakan Bahwa TPA Ini Seperti Bom Waktu Karena Ada Tumpukan Sampah Yang Sangat Banyak, Bukan? Saya Juga Mengerti Ada Banyak Orang. Jadi Ada Gas Metana Yang Dilpaskan, Tapi Ada Juga Banyak Orang Yang Mendaur Ulang Dan Mereka Memulung Atau Mendaur Ulang Sendiri, Bukan? Apakah Mereka Mengambil Bagian Yang Bisa Didaur Ulang Dari Tempat Pembuangan Sampah?
(15:55) Acht Saputra:
Ya, tapi itu tidak cukup karena meskipun anda tinggal di indonesia dan kemudian anda mencoba unnituk memisahkan sampah und sampah ptastik dan sebagainya, tapi setelah und miscampaa laga laga laga mereka, mereka merereka akan mencampurnyaa. Jadi itulah alasannya.
(16:09) Jeremy Au:
Mereka Akan Mencampurnya Lagi? Apa Gunanya Memisahkannya Sejak Awal?
(16:13) Agerung Saputra:
Tepat Sekali. Jadi Agak Membuat Saya Bingung Juga, Tapi Unuk Startup Yang Melakukan Pengelolaan Sampah, Seperti Daur ulang Plastik, Mereka Mengedukasi Konsumen Mereka Unuk Memilah Sampa Mereka. Dan Kemudian Mereka Akan Mengambilnya Sendiri. Maksud Saya Unuk Startup Daur Ulang Plastik. Dan Kemudian, Mereka Akan Memilah Mana Yang Memiliki Nilai Ekonomi Terginggi. Dan Semacamnya. Jadi Mereka Tidak Akan Mitgliedsmitgliedya Kepada Pemulung. Itu yang saya tahu.
(Jeremy Au:
Ya, Ini Mengingatkan Saya Pada Perusahaan Seperti Rico System, Yang Juga Melakukan Pengelolaan Sampah.
(16:43) Jeremy Au:
Banyak Orang lain di sana, Juga Banyak -Startup Pengelolaan Sampah, Ketika und Melihat Ke Depan, Apa Harapan und U Unuk Slena Keberlanjutan di Indonesien?
(16:51) Agerung Saputra:
Ya, Masih Terus Berkembang. Maksud Saya, Empat Tahun Yang Lalu, Yang Melakukan -Startup Ekonomi Sirkular Ini Hanya Überschuss, Ricosystem, Waste4Change, Semacam Itu. Jadi Hanya Empat Atau Lima Startup. Dan Sekarang Sudah Hampir Seratus, Tapi Mereka Masih Belum Komersial. Mereka Melakukan Ini Karena Pertama-Tama, Pasarnya Berkembang, Meskipun Regulasinya Belum Siap. Dan Yang Kedua, Kebanyakan Dari Mereka Adalah Anak Muda Atau Gen Z Yang, Mengalami, Krisis Iklim di Tempat mereka Tinggal Atau Dalam Kehidupan mereka. Jadi Mereka Mulai Membuat Gerakan, Meskipun Mereka Membuat Mungkin Komunitas Kecil Dan Semacamnya. Jadi Dari Segi Jumlah, Startup Keberlanjutan ATAU Startup Iklim di Indonesia Akan Jauh Lebih Banyak, Dan Dari sisi Pendanaan Juga Meningkat Sejak Tahun 2020. Juga Memberikan Dampak Bagi Masyarakat Dan Lingkungan.
(17:42) Jeremy Au:
Bagus. Bisakah Anda Berbagi Tentang Saat-saat Dimana und Secara Pribadi Merasa Berani?
(17:46) AGung Saputra:
Saat Saya Menjadi Berani Adalah Ketika Saya Memutuskan Unuk Keluar Dari Zona Nyaman. Saya Rasa di Podcast AWAL, Saya Menceritakan Bahwa Saya DiBesarkan di Daerah Terpencil Dan Kemudian, Saya Pindah Kota Kota, Jadi Saya Mengalami Kesenjangan Yang Sangat Besar Dalam Hal Pendidikan. Jadi saya memiliki dua pilihan pada saat itu, apakah saya akan putus sekolah dan kembali ke daerah terpencil, atau mendorong diri saya sendiri untuk mengejar pencapaian saya sehingga saya bisa lulus dan kemudian saya bisa mengejar gelar sarjana saya di salah satu Universitas Terbaik Atau Mengejar Gelar -Meister Saya di London. Jadi Saya Memutuskan Unuk Belajar Banyak Dari Kehidupan Saya di Daerah Terpencil. Yang Kedua, Saat Yang Membuat Saya Berani Adalah Ketika Saya Harus Memutuskan Apakah Saya akan Tetap Tinggal di London Unituk Menjadi Konsultan Lingkungan Dan Mendapatkan Gaji Yang Besar. Atau Saya Bisa Kembali Ke Indonesia Dan Memulai Hal Yang Tidak Pasti Seperti Überschuss Karena Belum Ada Yang Pernah Melakukannya. Saya Memutuskan Unuk Kembali Ke Indonesia Dan Mendirikan Überschuss. Itu adalah momen ketika saya memilih Unuk Menghadapi Begitu Banyak risiko sendirian, tetapi saya tahu konsekuensinya, lalu saya tahu dampaknya diri Saya sendiri dan orang-orang di Sekitar Saya yang mengunakan pubulus juga.
(18:53) Jeremy Au:
UNFUK ITU, Terima Kasih Banyak Telah Berbagi. Saya Akan Meringkas Tiga Hal Penting Yang Saya Dapatkan Dari Percakapan Ini. Pertama-Tama, Terima Kasih Telah Berbagi Tentang Bom Waktu di Indonesia, Dalam Hal Polusi. Kita Berbicara Tentang Berbagai Jenis Polusi. Kita Berbicara Tentang Polusi Udara Yang Harus Diatasi oleh Pemerintah Daerah. Namun Sayangnya, Ada Beberapa Masalah Yang Lebih Mengakar. Kami berbicara tentang tantangan keanekaragaman hayati juga, tetapi yang lebih penting, kami berbicara tentang masalah sampah secara umum, di mana kami memiliki tempat pembuangan sampah, yang sangat buruk bagi daerah setempat dalam hal polusi, juga bahaya Keselamatan Juga.
Kedua, Terima Kasih Banyak Telah Berbagi Tentang Sampah Makanan. Saya Pikir Sangat Menarik Unuk Mendengar Bagaimana Pendapat und Tentang Sampah Makanan Secara Umum, Karena Indonesia adalah negara yang besar dalam halp Populasi, Karena Indonesia Juga Semakin Kaya Dan Juga Memiliki Beberapa Sikap Budaya Terehadap Makan Memiliki Beberapa Sikap Budaya Terehadap Makan. Jadi Saya Pikir Sangat Menarik Untuk Mendengar Bahwa und Percaya Bahwa Dalam Banyak Hal, Sampah Makanan Akan Menjadi Lebih Buruk di Tahun-Tahun Mendatang Karena populasi yang lebih su dan juga semakin kayin kaya.
Terakhir, Terima Kasih Banyak Telah Berbagi Tentang Überschuss. Saya Sangat Senang Mendengar Tentang Bagaimana Produk Anda Bekerja di Pasar. Dan saya pikir itu menarik karena Anda harus berbicara tentang siapa pelanggan Anda dalam hal orang-orang yang lebih muda yang sedikit lebih bisa menerimanya, dibandingkan bagaimana bekerja dengan pelaku yang beritikad buruk dalam hal kualitas dan keamanan makanan, sehingga ANDA BERSEDIA UNFUK Melarang Orang Dengan Proses Dua Kali Teguran. Dan Yang Juga Menarik di Sini Adalah Roadmap Produk Anda, di Mana und Sekarang Mendaur Ulang Buah Dan Sayuran Yang Jelek Menjadi Smoothie Sebagai
(20:09) AGung Saputra:
Ya. Terima Kasih. Terima Kasih Banyak Unuk Kehadirannya, Jeremy. Dan Ya, Kabari Saya Jika und Ada di Jakarta.
(20:14) Jeremy Au:
Ya, Tentu Saja, Silakan Kunjungi Toko Smoothies agung.